Monday 10 June 2013

Mana yang lebih Berkah??

Ini tentang memulai sesuatu awal kehidupan baru bernama Pernikahan. Bukankah sesuatu yang baru itu harus diawali dengan yang baik serta di berkahi? dan bukankah yang kita harapkan dalam melaksanakan walimahan atau pesta adalah doa dan restu dari para tamu yang datang berkunjung dalam acara yang kita selenggarakan? dan bukankah yang diharapkan adalah penilaian yang baik?

Ceritanya begini, sabtu kemaren saya menghadiri dua pernikahan dihari yang sama, dua pernikahan yang menurut saya bermaksud sama tapi dengan cara berbeda. Pertama pernikahan teman kuliah semasa kuliah D3, Walimahan yang diadakan di rumah dengan sederhana. Saya datang dengan abang sepupu yang kebetulan juga pernah bekerja di PT yang sama dengan teman saya tersebut, dan sebelum sampai di tempat acara, kami sempet nyasar terlebih dahulu setengah jam lebih muter-muter untuk cari alamatnya hehehe.. ya begitulah Batam, selalu susah buat cari alamat. 

Karena kami sampai di walimahan temen saya itu sudah setengah enam sore jadi mempelainya waktu itu sudah beranjak untuk mengganti baju dengan pakaian berikutnya. Walimahannya sederhana, seperti waliman yang diadakan dirumah pada umumnya, pelaminannya pun bernuansa merah karena kebetulan teman saya itu berdarah Minang, kursi ditata rapi dan ada panggung kecil yang dijadikan sebagai tempat untuk hiburan / orgen. Tamu yang datang, isi buku tamu, ambil hidangan, dan menikmati hidangan di kursi yang telah disediakan, karena keburu azan magrib jadi waktu itu saya menyambangi kamar pengantin untuk bersalaman dan mengucapkan selamat. 

Pernikahan kedua adalah pernikahan temen abang sepupu saya yang kebetulan juga adalah kakak kelas saya ketika SMA. Walimahnya di adakan di gedung salah satu tempat yang biasa dijadikan gedung walimahan di Kota Batam. Acaranya dari Jam 7 - 10 malam. Jam 7 lewat kami sampai di tempat acara, masih belum banyak tamu undangan yang hadir, mempelainya pun juga belum datang. Setelah mengisi buku tamu dan memasuki gedung, saya agak sedikit heran, kenapa didalam gedung hanya terlihat sedikit kursi, hanya ada 4 meja tamu dan beberapa kursi untuk undangan VIP dan juga beberapa kursi yang dijejerkan dikiri kanan ruangan. Pelaminan juga bernuansa merah, dan saya menduga bahwa kakak kelas saya tersebut mungkin berdarah Minang juga. 

Setengah delapan lewat para tamu sudah banyak yang datang dan mempelaipun akan memasuki ruangan . Dimulai dengan pembukaan oleh MC, penyambutan mempelai dengan "tari Galombang" tarian khas Minang, dan benar dugaan saya, kedua mempelai pun juga menggunakan Suntiang, pakaian pernikahan Minang, acara selanjutnya penampilan tari piring oleh pengisi acara, dan semua tamu diminta bersalaman dengan mempelai terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan mencicipi hidangan. 

Dan keheranan saya di awal tadi terjawab, walimahan ini memang sengaja tidak menyediakan kursi yang banyak karena memang konsepnya begitu, standing party klo orang-orang luar bilang mah, dan ini sungguh sangat amat mengganjal bagi saya, entah dengan tamu-tamu yang lain. Selain ini pertama kali buat saya mengahadiri walimahan seperti ini dan juga saya merasa sangat tidak sopan. Para tamu yang datang, dibuat sengaja untuk makan sambil berdiri, bukankan itu sangat tidak sopan dan tidak sesuai dengan adat ketimuran kita. Dan bukakkan Rasulullah mengajarkan kita untuk tidak makan dan minum sambil berdiri?

Dari Abu Hurairah r.a :Bahwa Nabi s.a.w bersabda,”Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Sa’id bin Arubah dari Qatadah dari Anas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang seseorang minum dalam keadaan berdiri. Kemudian ditanyakan kepada beliau, “Bagaimana dengan makan?” Beliau menjawab: “Terlebih lagi dalam makan.” Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.(H.R Tirmidzi)

Hasil Penelitian Medis :

Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat,lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang- ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan pernah sekali minum sambil disfungsi pencernaan.

Sumber: http://syiar-muslim.mywapblog.com

Sudah jelas dari hadist di atas bahwa Rasulullah melarang kita minum bahkan makan berdiri, dan dalam walimahan itu berpuluh-puluh orang diharuskan makan dan minum dengan berdiri karena penyelenggara yang sengaja membuat konsep seperti itu, entah apapun alasan dibalik semua itu. Hmm, sungguh ini membuat saya sangat tidak nyaman dan selama disana saya hanya minum dan mencicipi kue kecil dan sama sekali tidak berniat untuk makan makanan berat. Karena saya juga ada acara lain setelah itu, maka saya dan sepupu segera saja meninggalkan acara itu dan berpamitan dengan teman-teman yang lain. 

Jadi menurut anda dari dua walimahan di atas mana yang lebih diberkahi?

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik, selalu meninggalkan jejak ^^

Membuat Kimchi rumahan

Sebagai salah satu penggemar Kimchi makanan Korea, yang dulu sampai bela-belain beli di salah satu restoran korea di bandung dan dipaketin ...