Monday 31 December 2012

Resolusi 2013

Dari semalem mikirin Resolusi 2013 dan inilah hasilnya...

1. Pulang Kampung
Ranah Minang maimbuau pulang hehe.. Semoga Februari beneran bisa nyampe di Ranah Minang tercinta dan bisa menjelajah ke semua tempat indah dan wisata kuliner.

2. Kelarin Skripsi
Topik yang di ambil tentang "Tax Planning" semoga tak bikin saya gila, klo bikin stress wajar hahaha

3. Jalan-jalan ke Palembang
Tiket Promo yang di dapet bulan lalu semoga bisa ke pake dan ga' bentrok sama Jadwal sidang Skripri.
28-30 May 2013 siap melipir ke Palembang,, Ampera, Sungai Musi, Empek-empek I"m Comiiiiiiiiiinggggggggggg...

4. Wisuda
Wisuda tahun depan dengan predikat "Dengan Pujian"

5. Bromo
Resolusi tahun ini yang tak kesampean, semoga terwujud tahun depan. Aamiin........


Semoga semua resolusi 2013 bisa tercapai,, Aamiin Ya Robbal Alamiin... ^^

Wednesday 26 December 2012

Tentang saya

Ini tulisan ke 100 di blog ini, saya mw tulisan ke 100 ini jd spesial, jd saya akan menulis tentang saya sendiri ^^

Bismillahirrahmanirrahiim..
Tak kenal maka Ta'arufan :)

~ Baca ~
Dari kecil hobi banget baca, terutama cerita fiksi / novel

~ Nonton ~ 
Kalau sudah di depan TV, susah buat beranjak hehe

~ Senja Jingga ~
Melihat senja jingga menggantung di langit itu membuat tentram, damai dan menyenangkan, 
tanpa di komando senyum akan terukir dan rasa syukur yang tak henti terucap.

~ Pink ~
Sangat amat suka apapun yang berwarna pink

~ Nulis ~
Hobi baru yang menyenangkan

~ Smile Face Kuning ~
Benda kuning berbentuk bulat wajah dengan 2 mata dan senyum melengkung, membuat tergila-gila dari SMK

~ Ayam & Soto ~
Makanan favorit yang tak bikin bosen

~ Sambel ~
Suka banget makan sambel, dan bercita-cita punya restoran "Sambalado Ayank"

~ Teh & Jus Alpokat ~
Suka ama 2 minuman ini


Saya itu... 

Pendiam, tapi untuk beberapa orang yang deket saya di bilang cerewet

Melankolis, gampang banget terharu & menitikkan air mata

Tegas,  iya ya iya, tidak ya tidak

Pendengar yang baik, suka jadi tempat curhatan temen2 deket

Kesel = Nangis, kalau kesel di hati tak bisa di ungkapkan, biasanya berubah jadi tangisan

Punya banyak impian :) 

Monday 24 December 2012

PEREMPUAN BERJILBAB HITAM


Pagi itu, entah mengapa aku ingin sekali pergi kesana, ketempat yang ku yakini bahwa aku akan bertemu dengannya. Tempat itu adalah tempat dimana dia menghabiskan hari-harinya, bercengkrama dengan malaikat-malaikat kecil yang mengukir senyum ikhlas kepada siapa saja. Tempat dia membaktikan dirinya tanpa pamrih, dengan hati riang dan penuh ketulusan.

Aku merindukan senyum manisnya, tawa riangnya, dan matanya yang berbinar-binar menatap malaikat-malaikat kecil itu. Dia bagaikan bidadari yang di kelilingi oleh malaikat-malaikat kecil jika berada di sana, dan aku sangat merindukannya.

Tepat jam 10 pagi, ku langkahkan kaki ku pergi ketempat itu, aku ingin bertemu dengannya, aku ingin menyampaikan sesuatu kepadanya, sesuatu yang selama ini yang selalu mengganggu pikiranku.

Hanya butuh setengah jam perjalanan menggunakan motor untuk aku sampai di tempat itu. Aku parkirkan motorku di parkiran di seberang gedung putih itu, Gedung putih yang cukup luas, yang bisa menampung 200 penghuninya. Gedung itu memiliki plang nama di atas pintu gerbangnya, bertuliskan "Yayasan Kangker Peduli Bangsa". Ya, gedung ini adalah gedung yang menampung orang-orang yang menderita kangker, dan dia bekerja di sini, setiap hari dia membaktikan waktunya disini untuk merawat anak-anak kecil yang menderita kangker, anak-anak kecil itu lah yang ku sebut malaikat-malaikat kecil. 


Niatku yang semula mantap untuk menemuinya, entah mengapa begitu berdiri di depan gedung itu, nyaliku seketika ciut, kaki ku begitu sulit untuk di gerakkan. "Pengecut kamu, untuk hal begini saja kamu tidak berani" batinku memarahi diriku sendiri, tapi kaki ini tak kuasa untuk di gerakkan, kaki ku bagai sudah di semen kuat di trotoar ini.

Tiba-tiba muncul seorang perempuan berjilbab hitam dari pintu gedung putih itu, dan ternyata perempuan itu dia, dia yang ingin ku temui, dia yang bagaikan bidadari yang di kelilingi oleh malaikat-malaikat kecil. Senyumnya begitu manis terkembang ketika keluar dari pintu itu, dan senyum itu kian surut begitu dia melihat keluar karena matahari yang begitu menyengat. Dia berjalan perlahan meninggalkan gedung itu, sembari munutupi wajahnya dengan kertas yang di bawanya.

Melihatnya membuat aku membeku seketika, wajahku tiba-tiba pucat dan membuat tatapanku begitu tajam melihatnya. dan dia menatap ku, dan memperhatikanku dengan heran. Mungkin dalam benaknya saat ini berkata
" apa yang di lakukan laki-laki itu?"
"mengapa dia menatapku seperti itu?"
dan aku melihat kilatan ketakutan di matanya, aku menyesal telah melihatnya seperti itu.

Dia segera menunduk dan berlalu, dan entah mengapa kaki ku melangkah begitu saja, aku menghampirinya, dan aku sekarang sudah berada di depannya, dia kaget begitu melihatku yang muncul tiba-tiba di hadapannya. Dan dia memperhatikanku, tatapannya terhujam langsung ke hadapanku, dan dia tersenyum, walaupun hanya senyum yang bercampur dengan keheranan.

Semua kata-kata yang telah aku susun dan aku ulang-ulang dari pagi untuk di ucapkan kepadanya, seketika menguap entah kemana, otakku kosong, dan tak tau apa yang harus aku lakukan. Aku ingin mengucapkan salam padanya dan berharap setelah itu kata-kata lain akan muncul di pikiranku, begitu aku ingin mengucapkannya entah mengapa bibirku begitu berat dan tak mampu mengucapkannya, bahkan hanya mengucapkan salam saja aku tidak mampu. begitu pengecutnya aku, dan aku merasa seperti orang bodoh yang berdiri di hadapannya.

Segera aku palingkan tubuhku dan pergi berlalu meninggalkannya, aku tak berani menoleh ke belakang, aku tak berani melihat ekspresi wajahnya, melihat aku yang datang menghampirinya dan pergi begitu saja menginggalkannya.

Aku menyesali kebodohanku, aku menyesali diri ku yang begitu pengecut, aku menyesali diriku yang seperti ini. Jika tetap seperti ini, pikiran-pikiran yang mengganggu itu selamanya tak kan pernah pergi dari ku.
Aku menyesali kebodohanku...


Thursday 20 December 2012

Laki-laki Berjubah Hitam


Siang itu cukup terik, aku berjalan perlahan sembari menutupi wajah dengan kertas yang ku bawa, karena sinar matahari yang tertuju langsung ke wajahku dan itu membuat mataku silau. Entah mengapa pandangan ku terarah kearah kanan atau arah jam 2 dari ku, dan dahi ku langsung mengernyit heran. Ada sedikit ngeri yang aku rasakan, seorang laki-laki berjubah hitam berdiri disana. Menatap lurus dan tajam padaku, dan tatapannya begitu dingin, wajahnya sangat putih, dan entah mengapa hati ku langsung ciut melihatnya.
Benak ku langsung berpikir keras,

"siapa laki-laki itu?"

"apa yang dilakukannya di situ?"

"mengapa dia menatapku dengan tatapan dingin dan mengerikan?"

Segera aku tundukkan pandanganku, melanjutkan perjalananku, dan entah mengapa, laki-laki berjubah hitam itu tiba-tiba muncul di hadapanku. Hampir saja jantung ini copot di buatnya, untung saja aku bisa segera mengendalikan diriku. Ku perhatikan wajahnya, ternyata tidak semengerikan ketika aku melihatnya dari kejauhan tadi. Sepertinya ada yang ingin di ucapkannya padaku, tapi entah mengapa tiba-tiba dia urung mengucapkannya, dan berlalu begitu saja dari hadapanku. Berlalu dan pergi tanpa bicara sepatah katapun, dan meninggalkan aku yang masih mematung dan terbengong dengan apa yang barusan dilakukannya.

Dan entah mengapa hal itu terus menjadi bahan pikiranku, aku masih terus berpikir

"siapa laki-laki asing berjubah hitam itu?"

"mengapa dia menatapku dengan tatapan dingin dan mengerikan?"

"mengapa dia menghampiriku, dan kemudian pergi begitu saja?"

"dan apa maksud dari semua ini?"

Berhari-hari aku tidak bisa tidur di buatnya, dan sampai sekarang, aku masih memikirkannya.

~selesai~

By : Lailaturrahmaniyah

Wednesday 19 December 2012

Senja Jingga

Ketika senja jingga menggantung di langit
ada senyum yang terukir
ada wajah yang terpesona,
ada perasaan yang takjub

Ketika senja jingga menggantung di langit,
ada bahagia yang terukir,
ada mata yang berkaca-kaca
dan ada hati yang mengucap syukur

Thursday 13 December 2012

SENJA JINGGA DI ALEXANDRIA


Alexandria, 24 Agustus 2012

Sore ini langit terlihat sangat cerah, langit jingga terhampar dengan indahnya, terlihat matahari yang kembali keparaduan dengan anggunnya. Sudah 1 jam lebih aku duduk di atas pasir putih ini, memandang luas ke lautan lepas Mediterania di hadapanku, memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang baik masyarakat lokal maupun para turis mancanegara sembari menikmati keindahan yang telah Allah ciptakan di depan mataku.

Kecintaanku pada senja dan jingga membuatku selalu ingin merasakan setiap hari dengan melihatnya. dan ini adalah impianku sejak aku kecil dulu, "Menikmati senja jingga di Alexandria". Dan sekarang semua itu bukan lagi menjadi impian, karena sekarang aku sedang menjalani impianku, duduk di pinggir pantai sambil menikmati indahnya senja jingga di hadapanku dan ini di Alexandria. sebuah kota yang ada di negeri para penuntut ilmu yang sangat terkenal yaitu Mesir.

Keyakinanku selama ini berbuah hasil, aku meraih impianku. Ketika kecil dulu setiap aku mengutarakan impian-impianku kepada kakak, abang dan teman-temanku, mereka selalu mengejekku, sambil berkata " ga' usah menghayal terlalu tinggi ki, nanti kalau jatuh sakit, jangan kayak pungguk merindukan bulan, liat kamu itu siapa?". 

Walaupun mereka selalu meremehkan impian-impianku, tapi aku sangat yakin bisa mewujudkan semua itu, ga' ada yang mustahil bagi Allah, ketika Allah berkehendak, apapun bisa terjadi, yang terpenting usaha, ikhtiar dan doa kita yang tak pernah putus. dan aku mengingat sebuah nasehat yang berkata " Kenyataan mu saat ini adalah impian dari masa lalumu, dan impianmu saat ini adalah kenyataan masa depanmu".


Kairo, 15 Agustus 2012

Saat itu aku sedang membaca buku di ruang tamu asrama ku, membaca buku yang di berikan seorang teman tadi pagi ketika kami bertemu di mesjid kampus. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu tokk,, tokk,,  "Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumusalam Warahmatullah... Sebentar" aku buka pintu dan ternyata yang ada di hadapankua adalah kang  Hasyim, teman sekelasku di kampus, kang Hasyim adalah keturunan Sunda dan Mesir, ibunya adalah mojang asli Bandung yang saat bertemu ayahnya sedang kuliah di Kairo yang keturunan arab, itulah yang membuatnya begitu tampam, berpostur tinggi, berhidung mancung, berkulit putih dan juga memiliki iris mata yang hitam pekat. 

"Apa kabar ki?" sapanya terlebih dahulu dan menjabat tangan ku

"Alhamdulillah sehat, kang apa kabar?" ku balas jabatan tangannya dengan genggaman erat.

"Alhamdulillah sehat juga, kemana aja ga' pernah keliatan di sekretariat? Mas Gun nyariin antum tu?" kami tergabung dalam organisasi yang sama yaitu PMI (Persatuan Mahasiswa Indonesia) yang mana aku sebagai pengurus humas dan kang Hasyim sebagai sekretaris di organisasi itu. 

"ada kerjaan di KBRI kang, ga' bisa di tinggal, rencananya baru siang ini mau ke sekre, ehh akang udah nyamperin duluan, masuk kang, ampe lupa nyuruh masuk hehe" sambil nyengir kuda.

Alhamdulillah sejak 1 tahun yang lalu aku diberikan kepercayan oleh para pejabat dan staf KBRI untuk Mesir, menjadi pengajar ngaji untuk anak-anak mereka, dan karena saat ini bulan Ramadhan intensitas mengajarku semakin di tambah dan juga ada beberapa pekerjaan lain yang di amanahkan kepadaku.

"Antum sendirian di asrama ki? yang lain pada kemana?" kang Hasyim bertanya

Sambil menghela nafas " hufffthh,, yang lain pada pulang kampung kang, mau ngerayain Lebaran bareng keluarga, udah rindu berat katanya, tinggal ane seorang diri dalam sepi dan sunyi di sini kang" ujarku sok puitis

"hahahaha,, owh jadi ceritanya kesepian nih? kasian banget antum hehe, balas kang Hasyim menimpali gurauanku."Antum ga' pulang kampung juga?" balasnya

" hehe iya kang" ucapku sambil garuk-garuk kepala,

"ga' kang, kondisi finansial sedang tidak memungkikan ane untuk menyeberangi samudra dan lautan, biarlah rindu ini terpendam di lubuk hati yang paling dalam, ujarku"

Kang Hasyim menimpukku dengan bantal yang ada di sofa sambil tertawa " hahahaha,, dasar ente emang rada-rada, sok puitis"

"bukaan sok puitis kang, emank puitis, kan ane pujangga, pujangga gagal hahaha" 

"hahaha,, sudah-sudah, ane kesini karna mau ada yang ane sampaikan ke antum" kang hasyim menimpali

"apa itu kang?, serius sepertinya?" aku jadi penasaran.

"Antum lebaran ini ada planing kemana?,,

"Ga' kemana-mana kang, kayaknya di asrama aja, kenapa kang?  aku makin penasaran

"Gini ki, rencananya lebaran ini ane mau ke Alexandria, lebaran bareng keluarga disana, lebaran tahun ini kami ga' pulang ke Indonesia tapi, ngumpul di Alexandria, di rumah nenek, Kalau emang ente ga' ada planing kemana-mana, ane mau ngajak antum untuk lebaran bareng di sana, antum mau?

Mata ku langsung berbinar mendengarkan tawaran itu "mau,, mau kang,," 

Alhamdulillah akhirnya aku tak akan melewati lebaran tahun ini dengan kesepian, ga' terbayangkan apa yang akan aku lakukan jika lebaran ini sendirian, mungkin aku hanya akan mengurung diri di kamar sambil meratapi kerinduanku kepada Ama (ibu), nenek, kakek, serta abang dan kakak ku di Sumatra sana. Sudah dua tahun ake tak bertemu dengan mereka, tapi apa yang bisa ku perbuat, aku hanya bisa memendam rindu dan menunggu hingga aku bisa berhasil menyelesaikan kuliahku di sini dan kembali ke tanah air dan membuat mereka, orang-orang yang kucinta bangga.

"Alhamdulillah,, ok kalau gitu, 3 hari lagi kita berangkat kesana, kita hanya berdua, Ayah dan ibu udah disana sejak awal ramadhan lalu. Aku akan menjemputmu disini" kang Hasyim menjelaskan.

"iya kang, Syukron buat semuanya, akhirnya aku tak akan melewati lebaran tahun ini sendiri" ucapku sambil tersenyum padanya. 

"sami-sami, kita kan saudara ki, ane ga' akan tega ninggalin antum lebaran sendirian disini" balasnya sambil tersenyum, "ane pamit dulu ya, ada agenda di kampus yang harus ane selesaikan?

"ok kang, sekali lagi terima kasih kang" aku menjabat tangannya dengan erat. 

dia tersenyum dan mengucap salam "Assalamualaikum,,"

"Wa'alaikumusalam"..


Payakumbuh, 2 Juli 2010

Bergetar tanganku menerima surat dari Jakarta itu, sebuah surat yang menyatakan aku lulus tes beasiswa untuk Kuliah di Universitas Al Azhar Kairo, ya Kairo, aku akan kuliah di sana, dimana tempat itu adalah tempat yang banyak melahirkan ulama-ulama besar, dan "aku akan kuliah disana" ucapku dalam hati dan kegirangan, Tak henti-hentinya aku mengucap syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat yang diberikannya kepadaku. 

Siapa yang menyangka dan percaya bahwa aku, Riski Saputra, laki-laki berbadan kecil kurus, berkaca mata minus dan anak seorang penggiling cabe akan melanjutkan kuliah di Kairo. Sungguh sesuatu yang amat tidak bisa di percaya.

Ya aku memanglah anak dari seorang penggiling cabe, ayahku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu karena sakit yang di deritanya, tinggallah ibu ku yang membesarkan kami berempat. Aku anak ke empat dari    empat bersaudara, Abang pertama ku telah bekerja di Padang, di salah satu Universitas disana, kakak kedua ku telah menjadi guru dan mengabdikan hidupnya di Mentawai, di sebuah desa di sebuah pulau kecil yang ada disana dan abangku yang ketiga memilih untuk membuka usaha kecil-kecilan di mentawai dan tidak melanjutkan untuk kuliah. 

Rasa bangga ku yang luar biasa untuk Ama yang telah membesarkan kami dengan tetesan peluh dan keringatnya. Dengan menggiling cabe di pasar, Ama berangkat subuh-subuh dan kembali kerumah malam hari, seharian dia menggiling berkilo-kilo cabe dengan menggunakan batu giling, dan tanpa mesin sama sekali,  dan tau berapa penghasilan yang di dapatnya setelah bekerja seharian? hanya Rp.10.000 - Rp. 15.000 rupiah sehari dan itu sudah dilakukannya bertahun-tahun untuk membiayai biaya sekolahku serta kakak dan abang-abangku.

Semua jasanya tak akan pernah bisa aku balas, beban hidup yang begitu berat di tanggungnya sendiri, sungguh dia adalah seorang ibu yang luar biasa bagiku. Sekarang yang menjadi tujuanku hanyalah ingin membuatnya bangga mempunyai anak sepertiku, aku hanya ingin mengukir senyum di wajahnya yang sudah tak muda lagi itu. 

Sesampainya di rumah aku segera mencari keberadaan Ama, ternyata dia sedang berada di dapur, ku cium takzim tangannya sambil tersenyum. 

"Ma, Ado yang ka Riski sampaikan ka Ama" sambil menggamit tangan Ama meninggalkan dapur dan menuju ke ruang tamu.

"Apo itu ki" ucap Ama penasaran

ku serahkan Amplop putih yang baru aku baca padanya, di bacanya surat itu dengan saksama, ada air mata mengalir di pipinya, aku melihat ada haru, bangga dan sedih dimatanya. Haru dan bangga karena anaknya bisa lulus tes beasiswandan akan kuliah di Kairo dan sedih karena anak bungsunya akan meninggalkannya jauh dan entah berapa lama akan bertemu lagi.

" Ama bangga jo wa'ang ki, belajar yang rajin yo nak, buek keluarga awak bangga" ucap ama dengan berurai air mata dan memelukku

" Riski janji akan buek Ama dan keluarga awak bangga ma, tarimo kasi untuak kasado pengorbanan dan perjuangan Ama untuak ki" ku peluk erat tubuh kecilnya dan tak ingin rasanya ku lepas. Empat-lima tahun kedepan akau mungkin tak akan bisa memeluknya seperti ini, tapi biarlah, demi cita-cita dan membuatnya bangga, aku akan melakukan apa pun.

Sebelum aku mengikuti tes ini, Ama sempat tak mengizinkaku untuk mengikutinya, kalau aku lulus dan kuliah disana maka aku akan jauh dari Ama dan lama tak akan bertemu dengannya, tapi dengan membujuk dan merayunya serta di yakinkan oleh kakak, abang dan keluarga ku akhirnya Ama luluh juga dan mengizikanku untuk mengikuti tes di Jakarta.

Semua yang aku lakukan hanya untuk Ama, untuk mengukir senyum di wajahnya...

~ SELESAI ~

Catatan:
Dalam Bahasa Minang
1. ado = ada
2. ka = akan / mau
3. apo =  apa
4. jo = sama
5. wa'ang = kamu (laki-laki)
6. buek = buat
7. awak = kita, kadang di gunakan untuk diri sendiri/saya, atau kadang di artikan sebagai kami (tergantung daerah masing-masing)
8. tarimo Kasi = terima kasih
9. Ama = ibu, kadang di panggil bundo, mandeh, atau amak
10. kasado = semua
11. untuak = untuk

By: Lailaturrahmaniyah

Monday 10 December 2012

Bromo Memanggil

Kecintaan saya pada Bromo berawal dari sebuah foto, begitu melihatnya saya langsung terpesona, memang indah banget. Bangun pagi-bagi buta, kedinginan nyaris beku dan masing harus berkendara menggunakan Jeep sewaan atau motor menuju pananjakan untuk melihat Matahari Bertasbih, matahari yang mengawali hari yang menampakkan diri dengan indahnya. Membuat siapapun yang melihatnya begitu takjub, dan terpesona, bukan hanya dari turis lokal tapi juga mancanegara. 


Konon katanya Matahari terbit di Bromo adalah salah satu penampakan matahari terbit yang paling indah di Indonesia dengan latar gunung Semeru yang mengeluarkan asap dari kejauhan. Bukan hanya matahari terbitnya yang menakjubkan tapi juga lautan pasirnya yang terhampar luas, Gunung Bromo yang masih aktif dan juga, pura hindu yang berlatar Gunung Batok yang indah. Sungguh ciptaan Allah SWT yang luar biasa. 

Saya menceritakan ini, bukan karena saya sudah berkunjung kesana, tapi baru keinginan yang menggebu-gebu yang teramat sangat untuk menjejakkan kaki disana. Saya merasakan Bromo memanggil-manggil saya untuk mengunjunginya hehe..
Membaca blog para backpacker yang sudah kesana, menyaksikan foto-foto indah mereka, menonton di televisi FTV dengan latar Bromo, dan juga liputan-liputan jalan-jalan di TV yang membuat semakin ingin ke sana.


Planning yang sudah di buat dari awal tahun ini untuk kesana di Bulan november ini, ternyata belum terwujud,     walau bagaimanapun saya menyusun rencana, tetap Allah yang menentukan. Mungkin ini bukan waktunya, tenang, masih ada hari esok, masih ada bulan depan dan masih ada tahun depan, "tak kan lari gunung di kejar" ^^

Semoga suatu saat saya bisa menjejakkan kaki disana.. Aamiin...

Friday 7 December 2012

Merindukannya



Berkali-kali mimpiin Amak (Nenek), 
bahkan sampe mimpi 2 kali mimpi pulang kampung dan nyuapin amak makan. 
Dan ternyata amak juga kangen sama saya, dia juga ingin sekali mendengar suara saya (jarang nelpon)

Sangat amat merindukan amak, kangen di masakin amak, kangen liat senyumnya, kangen denger ketawanya, kangen di ceritain tentang masa lalu, kangen tidur di samping amak,, kyyyaaaaaaaa pokoknya kangen semuanya tentang amak... 

Semoga saja ada rejeki untuk pulang kampung, liburan akhir tahun ini, atau liburan semester tahun depan. Aamiin,,,,,

Membuat Kimchi rumahan

Sebagai salah satu penggemar Kimchi makanan Korea, yang dulu sampai bela-belain beli di salah satu restoran korea di bandung dan dipaketin ...