Monday 30 September 2013

Tentang Rasa

“Tidak semua yang kita inginkan harus
terjadi seketika. Kita tidak hidup di
dunia dongeng.”

― Tere Liye, Eliana

“Seseorang yang mencintaimu karena fisik, maka suatu hari ia juga akan pergi karena alasan fisik tersebut. Seseorang yang menyukaimu karena materi, maka suatu hari ia juga akan pergi karena materi. Tetapi seseorang yang mencintaimu karena hati, maka ia tidak akan pernah pergi! Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk.”

— Tere Liye, buku “Berjuta Rasanya"

Sayangi rasa sakit yang kita terima. Peluk dengan erat. Maka semoga rasa sakitnya berkurang.
Sungguh, apa2 yg kita tidak sukai, boleh jd itu amat baik bagi kita.

— Tere Liye

"Bahkan bekas luka fisik pun kita tidak tahu. Seseorang yang berdiri di hadapan kita, boleh jadi di punggung, dada, lengan, paha, penuh dengan bekas luka fisik, tapi tertutup oleh pakaian, dan kita tidak pernah tahu. 

Apalagi bekas luka hati. Kita lebih tidak tahu lagi. Seseorang di hadapan kita, selalu tersenyum, terlihat bahagia, boleh jadi penuh bekas luka di hati. Bekas-bekas luka yang memberikan pemahaman baik, dan kini membuatnya bahagia.

Ketika kita tidak bisa melihatnya, maka bukan berarti bekas luka itu tidak ada."

— Tere Liye

Setiap cinta memiliki waktunya. Jika sekarang belum saatnya, belum pantas, belum siap, maka bukan berarti itu tidak cinta.

Bersabar lebih baik.

— Tere Liye

“Akan selalu ada laki-laki yang baik-
baik untuk wanita yang terus berusaha
memperbaiki dirinya.

Juga, akan selalu ada, wanita yang
baik-baik untuk laki-laki yang selalu
berusaha memperbaiki dirinya.
Jangan ragu mengambil prinsip
hidup.”

— Tere Liye

Friday 27 September 2013

Doaku

sampai kini
namamu masih ku sebut dalam tiap doaku
bukankah manusia hanya bisa berencana
apapun itu Allah yang menentukan jalan bagi hambaNya
sungguh, ini bukan inginku
juga bukan maksudku menyakitimu
karna akupun terluka
mungkin memang aku dan kamu
tak ditakdirkan untuk menjadi "kita"
doaku kini
semoga kamu temukan bahagiamu
meski itu bukan denganku
aku berbahagia untukmu

Friday 20 September 2013

Dua Resolusi

Alhamdulillahi Robbil Alamin...
Puji syukur hanya untuk Allah SWT yg telah memberikan begitu banyak nikmat pada hambaNya ini :)

Hari ini 20 September 2013, semua perjuangan dua tahun terakhir untuk kuliah lanjut jenjang berakhir. Terima kasih untuk semua doa dan semangat dari orang-orang tersayang, terutama buat Amma dan Appa yang sudah memberikan semuanya untuk saya, maafkan anakmu ini pa ma yang belum bisa memberikan bahagia, buat adek-adek tercinta, spesial buat Uji yang udah jemput Ayang pulang kuliah tiap malam, buat saudari tercinta Yuni, buat abang Rozy, buat Dosen pembimbing buk Arni, dosen kedua bang Ori, buat sahabat-sahabat  Latif, bang Zakir, mas Jun, kak Raudah, Siti, mas Juwi, mas Catur, mas Eko, mbak Novi, mbak Siti, kak Lis, buat semua yang sudah banyak mendoakan dan juga memberikan semangat. Makasi banget banget :*  Luv u All :* 

Setelah bersusah payah dan dibuat stress tingkat Nasional oleh Skripsi, akhirnya saya hari ini bisa daftar wisuda, walaupun harus bolak-balik dulu ngurusin SKL dan nilai  yang belum keluar di Simpol. Untungnya saya masih sempat untuk mengejar pendaftaran wisuda, karena saya lulus sidang skripsi itu baru hari senin lalu, dan revisi skripsi dan acc penguji baru kemarin sore. Alhamdulillah Allah memudahkan jalan saya :)

Dua Resolusi saya di 2013 akhirnya kesampan dan di ceklis dari daftar, Alhamdulillah..
yang pertama Kelarin Skripsi dan yang kedua Wisuda. 
saatnya untuk mewujudkan resolusi selanjutnya, semoga di mudahkan :)

Tuesday 17 September 2013

Sebuah Jawaban

Sering nggak si nanya ama diri sendiri? kalau saya sering, sering banget malah. Kok ini bisa gini ya? kok itu bisa gitu ya? Saya juga sering bertanya sama diri sendiri tentang satu hal. 

Kok bisa ya seseorang terutama teman bisa nggak lulus-lulus kuliah cuma karena skripsi?
kenapa sih berhenti tengah jalan kuliahnya cuma karna skripsi? padahal kan tinggal dikit banget
kenapa sih lama banget ngerjain skripsinya sampai bertahun-tahun?
dan pertanyaan kenapa lain yang berkaitan dengan skripsi.


Dan ternyata untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Allah membuat saya mengalami dan merasakan sendiri semua yang orang lain atau teman-teman saya alami dan rasakan. Sungguh Allah luar biasa. Sekarang saya sangat amat paham atas semua yang mereka rasakan, dan sekarang sangat amat memaklumi bahkan memaklumi diri sendiri. hehe..

Berbulan-bulan di buat galau dan merana karena Skripsi bahkan berkali-kali ketika tidur pun saya masih memimpikan tentang skripsi. Alhamdulillahnya saya akhirnya bisa melewati semua ujian itu walaupun harus dengan dua kali sidang Skripsi. Judul yang saya ambil tentang Perencanaan Pajak, yang menurut seorang teman itu sama aja kayak bunuh diri, saya ngambil judul yang tak seharusnya. Memang sih nggak terlalu banyak yang ngambil tentang judul ini, dan saya pun susah untuk mencari referensi terutama Jurnal Nasionalnya. 

Kesalahan yang saya lakukan selama membuat skripsi adalah, saya jarang sekali konsultasi dengan dosen pembimbing, bahkan pernah sampai dua bulan saya tak bertemu dosen pembimbing. Belakangan baru saya sadari andai saja dari dulu saya sering konsultasi dengan dosen pembimbing, mungkin saya tak perlu nambah 1 semester seperti sekarang ini. Tapi toh tak ada gunanya menyesal, nasi sudah menjadi bubur, jadi tinggal tambahani aja ayam, sambel, kerupuk, jadi deh bubur ayam enak hehehe...

Yang paling penting saya masih bisa ikut Wisuda tahun ini yang tinggal sebulan lagi, tinggal revisi, buat jurnal trus jilid trus daftar wisuda hehe... Alhamdulillah...
Allah sungguh luar biasa, memberikan sebuah jawaban langsung kepada saya dengan membuat saya mengalami semua peristiwa ini langsung bukan melalui jawaban dari orang lain. Semoga yang saya alami bisa menjadi pelajaran terutama untuk diri sendiri, Aamiin..

Jika ada teman-teman yang sedang skripsi, Semangat ya,, Saran saya rajin-rajinlah bimbingan dan konsultasi dengan dosen pembimbing, Insya Allah banyak membantu dan yang pasti dikerjakan skripsinya bukan hanya sekedar di pikirkan dan banyak-banyaklah berdoa  :)


Membuat Kimchi rumahan

Sebagai salah satu penggemar Kimchi makanan Korea, yang dulu sampai bela-belain beli di salah satu restoran korea di bandung dan dipaketin ...