Alhamdulillah kemaren minggu di beri kesempatan untuk menjejakkan kaki di Pulau Sambu untuk yang kedua kalinya. Pertama kali saya kesana, seinget saya si waktu jaman masih unyu-unyu banget hehe, kalo ga salah umur 5 tahunan, waktu itu jalan bareng sama kakak sepupu dan temen-temennya. Perjalan kali ini saya berempat dengan temen kerja saya, ada mbak Novi, Mbak Mon dan kak Wia.
Perjalanan di mulai dari pelabuhan Sekupang, di pelabuhan sekupang itu ada 3 pelabuhan untuk domestik, internasional dan pelabuhan antar pulau-pulau kecil di sekitaran Batam. karna kami akan ke Pulau Sambu jadi Kami turun sebelum pintu gerbang pelabuhan dan belok kiri. Dari kejauhan sudah terlihat, pompong yang menurunkan dan menaikkan penumpang. FYI, pompong itu adalah kapal kayu kecil yang menggunakan mesin bermotor..
Kami menuju loket dan membayar Rp 10.000 untuk menyebrang ke Pulau Sambu. Kurang lebih lima belas menit kami terombang ambing di laut untuk sampai di tujuan, dan kali itu ombaknya jadi gede karena banyak kapal ferry yang merapat ke pelabuhan Sekupang. dan ini pengalaman buruk saya naik pompong, selengkapnya bisa baca di
disini.
Pulau Sambu adalah pulau kecil yang dijadikan pangkalan atau depot BBM oleh pertamina, sehingga pulau ini hanya di huni oleh pekerja dan karyawan Pertamina. Pulau Sambu ini tidak begitu jauh dari Pulau Belakang Padang dan sangat dekat dengan Negara tetangga yaitu Singapura, mungkin kalau niat mau ke tetangga, bisa berenang kali ya hehehe, begitu nyampe di seberang langsung di tangkap petugas imigrasi :D
Pulau ini Sepi banget, tak terlalu banyak aktivitas penduduk disini, saya hanya melihat beberapa anak kecil yang sedang bermain layangan di lapangan mesjid, beberapa motor yang lalu lalang dan juga beberapa pekerja Pertamina.
Berada di pulau ini berasa pulau pribadi, sepi banget, apalagi ketika kami menjejak di pantainya, sepi, bersih, pasirnya putih, pohon-pohon kelapa yang berjejer rapi, dan nyiur angin pantai yang membelai-belai. Dan saya jatuh cinta dengan pulau ini, sungguh mempesona. Dan juga dari pantai, terlihat jelas gedung-gedung tinggi di seberang yang tertata rapi, dan terlihat jelas juga si gedung kembar 3 Marina Bay.
Owh ya di sepanjang pantai terdapat banyak villa-villa kosong yang di tinggalkan penghuninya, saya rasa itu adalah villa karyawan Pertamina dulu ketika masa jayamya. Ada juga beberapa villa yang di tempati, terlihat dari bentuk luarnya yang terawat. Ternyata jika ingin menginap disini, disediakan wisma untuk bermalam, dan menurut saya tidak terlalu mahal, Rp. 125.000/kamar dan bisa di isi 2-3 orang.
Suatu saat saya akan kembali lagi ke pulau ini dan akan berlama-lama disini, tapi maunya ga naik pompong lagi, haha.... bisa ga ya?? tunggu saya jadi Wali Kota Batam dulu deh, nanti saya bangun jembatan yang menghubungkan Batam - Pulau Sambu - Pulau Belakang Padang #ngimpiketinggian
Owh ya di sepanjang jalan banyak terdapat papan-papan peringatan kayak gini..
|
Pasir Putih di Pulau Sambu |
|
Berjalan menelusuri setiap jengkal |
|
Wisma Utama Pulau Sambu |
|
Mesjid Al Muhajirin Pulau Sambu |
|
Pantai Pulau Sambu |
|
Villa tak berpenghuni |
|
Tetangga Negara dari kejauhan |
|
Ini halte atau apa ya hehe |
|
Dermaga/Pelabuhan Pulau Sambu |
|
With Friend |
|
Singapore |
|
Kantor Syahbandar |
|
Nyiur Pohon kelapa |
|
Lirik-lirik seberang |
|
Debur ombak di ujung Pulau Sambu |
|
Pulau Sambu di lihat dari Pelabuhan Belakang Padang |
|
Narsis ber 3 |
|
Taman Depan Mesjid |
|
Pose suka-suka |
|
Melangkahkan kaki |
|
Pompong |
waaahhwww pengeennn kesini kalau nanti ke batam lagi :D
ReplyDeleteRecoment mbak,, cantik n sepi pula'
Deleteberasa pulau pribadi hehe
Pulau Sambu,4 Agustus 1961.....Saya lahir di sini..dan 11 orang Saudara kandungkku lahir Hospital Pertamina, Tahun 1972 kami hijrah ke Surabaya karena Ayah pensiun, belum sekalipun Saya kembali, Tapi ku yakin Sambu masih bersih pasir putihnya, masih jernih air laut di pantainya seperti dulu kami mandi laut sepulang sekolah, masih bersih parit-paritnya, suara camar masih sayup kala petang, masih sejuk angin lautnya bila malam dengan hiasan lampu-lampu Singapura diseberang sana bila malam cerah bertabur cahaya bintang dan bulan perbani ( purnama ) yang terpantul dipermukaan laut.... ku yakin, ketika nanti kukembali menjengukmu....Sambu tetap takkan terlupakan ( Suharti atiksambu@yahoo.com )
ReplyDeletewaaakkkk, orang Asli sambu berkunjung ke blog saya yang tak seberapa ini, terima kasih buk
Deletesemoga kakimya di mudahkan balik ke pulau kelahiran :)
Terimakasih Foto2 nya Mbak Dian, jadi ingin ke sambu lagi,
ReplyDeletePulau sambu, 6 sepetember 1980,
Maret 2008, kami keluar dari sambu, coz si bos dah pensiun.. heheheh
Btw, itu bukan Pompong tapi Pancung ..hehehheh
Sama-sama mas erick. seneng bisa berbagi cerita dengan orang sambu asli hehe..
ReplyDeleteiya kalau di batam namanya pompong
1 September 1988, lahir lah saya di Pulau kenangan ini.
ReplyDeleteTahun 1994 orang tua saya hijrah kembali ke Pulau Jawa.
5 tahun saya mengenal Pulau Sambu. Diceritakan kan lah masa kecil saya oleh orang tua sewaktu di Pulau Sambu.
Ingin rasanya Napak Tilas menginjak kan lg kaki ini kesana. Semoga saya ada rezeki untuk bisa mengenalkan Pulau ini kepada anak istri saya kelak.
Salam,
Gilang Rizki Kautsar
aamiin.. semoga di beri rejeki mas buat balik ke pulau kelahiran
Delete