Thursday 1 February 2018

Peduli anak Asmat

Sering kali kita ketika akan makan pertanyaannya gini "makan apa ya enaknya hari ini?" Atau "mau makan dimana ya?"
Padahal ditempat lain orang malah berkata "apa ya yang kita bisa makan hari ini?"


Mendengar berita akhir-akhir ini tentang bayi dan anak-anak suku Asmat  yang terkena gizi buruk sungguh membuat hati miris dan membuat saya "tersentil", berapa banyak nikmat yang telah Allah Subhanawata'ala berikan dan betapa banyak nikmat yang saya terima.

Membayangkan anak sendiri tidak makan sehari saya sudah membuat saya sedih, bagaimana dengan mereka ibu-ibu di negeri timur sana, melihat anak-anak mereka menagis kelaparan,  minta makanan dan juga susu dan akhirnya meninggal didalam pangkuan, Ya Allah sedih sekali rasanya.

Menurut dr. Michael Bantung, tim roportase Wahana Aksi Indonesia, 70 anak suku Asmat meninggal karena gizi buruk dan campak, 66 orang meninggal dikarenakan campak, 4 lainnya dikarenakan gizi buruk, mayoritas berusia 8 bulan sampai 3 tahun. Sudah hampir 5 bulan, wabah campak dan gizi buruk melanda tanah Papua, dan menjangkiti ribuan anak-anak di Kabupaten Asmat.

Kemiskinan menjadi faktor utama campak dan gizi buruk ini mewabah ditambah lagi dengan tempat tinggal mereka yang kotor dan gaya hidup yang kurang bersih, selain itu sebagian besar wilayah di kabupaten ini susah di akses karena sebagian wilayah berupa rawa dan hanya bisa di akses menggunakan kendaraan air sehingga menjadi pemicu penyebaran.


Mungkin kita yang jauh dari negeri Papua tidak bisa berbuat banyak, tapi kita bisa membantu mereka bukan hanya dengan doa tapi juga dengan sedikit rezeki yang kita punya, banyak lembaga-lembaga sosial yang melakukan penggalangan dana untuk membantu saudara-saudara kita ini, beberapa di antaranya melalui www.kitabisa.com yang penggalangan dananya di lakukan oleh Arie kriting atau melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang akan mengirimkan bantuan berupa kapal kemanusian dengan mengirimkan 100 ton bantuan pangan dan medis, atau melalui lembaga-lembaga lain yang melakukan hal serupa dan bisa dipercaya.


Mungkin bagi kita hanya sedikit yang bisa diberikan tapi buat mereka sudah berarti banyak, selain itu juga bukan seberapa banyak yang bisa kita kasih tapi seberapa peduli, kita dengan mereka saudara kita yang mengalami musibah. Saya pribadi juga tidak bisa berbuat dan membantu banyak, dengan tulisan ini saya berharap dapat membuka hati dan mata teman-teman sekalian untuk membantu. 

2 comments:

  1. Miris memang ya, disaat yg lain makan enak, Di daerah lain masih ada yang kekurangan. Masih kah kita merasa kurang?

    ReplyDelete
  2. smg masih banyak org yg peduli dgn penderitaan saudara kita disana...

    ReplyDelete

Pembaca yang baik, selalu meninggalkan jejak ^^

Membuat Kimchi rumahan

Sebagai salah satu penggemar Kimchi makanan Korea, yang dulu sampai bela-belain beli di salah satu restoran korea di bandung dan dipaketin ...