Thursday 15 February 2018

Ngidam Telur

Salah satu makan anak kos yang murah meriah dan gampang dimasak adalah Telur, bisa di jadiin bermacam-macam masakan, telur dadar, telur ceplok, telur gulai, telur balado, martabak mie dan telur, campuran mie kuah, campuran mie goreng dll. Dulu dari jaman SMP, oom saya adalah penjual telur keliling dengan menggunakan mobil, sehabis mengajar di sekolah, beliau berkeliling kampung menjajakan telur, bahkan sampai keluar kota, jadi tak heran waktu itu telur adalah salah menu masakan setiap hari, dibuat berbagai macam masakan dan anehnya walau tiap hari makan telur tidak membuat saya bosan, syukur Alhamdulillah juga tidak membuat saya bisulan. 

Waktu Cyila baru lahir dan terindikasi alergi telur, saya sempat berhenti makan telur beberapa bulan, karena setiap kali saya makan telur, Cyila yang saat itu ASI ekslusif akan terkena dampaknya seperti bentol-bentol merah di sekitar wajah dan leher, setelah Cyila berumur 6 atau 7 bulan, saya kembali makan telur dan tidak berefek kepada Cyila. 

Setelah lebaran tahun lalu, saya yang hampir setiap hari makan telur, biasanya menjadi pelengkap nasi goreng, mie goreng, mie kuah atau lontong yang dibeli mulai merasa gatal-gatal yang tidak tertahankan, merah-merah di hampir sekujur tubuh dan makin hari makin parah, semakin gatal semakin saya garuk dan area yang terkena semakin luas, bahkan karena kerasnya saya menggaruk sampai ada luka di kaki, dan masih ada bekasnya sampai sekarang. Seingat saya 3-4 bulan saya merasakan gatal itu, dan waktu itu saya suka makan Kerak telur Takoyaki yang di jual di dekat ikon Welcome to Batam. Setelah menduga-duga penyebab gatal dan alergi, saya berhenti makan telur, ikan, kepiting, udang dan makanan seafood lainnya. 

Setelah berhenti makan makanan tersebut, saya mulai mencoba satu persatu kembali, mulai dari ikan, kepiting, sotong dan ternyata tidak gatal, jadi tersangka utamanya yang membuat saya alergi adalah Telur, semenjak itu saya berhenti makan telur. Menurut dokter kulit yang pernah saya kunjungi di daerah Legenda, Alergi itu bukan hanya bawaan dari lahir, setelah dewasa pun kita bisa terkena alergi pada hal-hal tertentu. Jadi fix saya alergi terhadap telur dan juga deterjen pakaian (ini dari jaman SMA), setiap terkena deterjen, jari tangan akan gatal-gatal dan keriput seperti tangan nenek-nenek, saya juga tidak punya sidik jari, maksudnya sidik jari saya sudah tidak berbentuk lagi, jika sidik jari menggunakan tinta, maka yang terlihat adalah sidik jari yang tidak jelas bentuknya, dan juga jika absen menggunakan mesin absen sidik jari, tidak akan terdeteksi, jadi inget dulu waktu awal-awal kerja, saya satu-satunya karyawan yang tiap hari harus lapor dan absen manual hehehe.

Kembali kemasalah Telur, akhir-akhir ini saya sangat amat pengen makan telur, alias ngidam telur banget, setiap memasak telur buat suami sarapan, seperti telur mata sapi atau telur dadar, saya jadi pengen banget, (tapi ditahan-tahan karena takut alergi saya dan Cyila kambuh. Bersyukurlah bagi yang masih bisa menikmati telur, makan mie kuah tanpa telur itu nggak enak banget rasanya kak, bagai makan sayur tanpa kuah dan garam hihi. Setiap hari liat Telur dadar dan telur gulai di RM Putra Sago juga buat saya ngiler pengen makan, tapi lagi-lagi harus ditahan 
:(

Cuma satu nikmat kecil yang Allah cabut, tapi rasanya sudah begini, mungkin saya yang kurang bersyukur. 

1 comment:

  1. ternyata alergi makanan itu bisa jg setelah dewasa baru tampak, kirain yg bawaan dari lahir aj mba

    ReplyDelete

Pembaca yang baik, selalu meninggalkan jejak ^^

Membuat Kimchi rumahan

Sebagai salah satu penggemar Kimchi makanan Korea, yang dulu sampai bela-belain beli di salah satu restoran korea di bandung dan dipaketin ...