Siang ini, ketika saya dan temen kantor cari makan siang di Kepri Mal, saya baru inget kalau di Kepri Mal sedang ada pameran BATAM TEMPO DOELOE. Kegiatan pameran ini di persembahkan oleh Batam Heritage Society & IAI Kepri. Jika ingin mengenal sejarah tentang Kota Batam datanglah ke pameran ini, mulai dari masa penjajahan, Batam masih berupa kabupaten hingga menjadi kota modern seperti sekarang. Di sini juga di pamerankan foto-foto dan sekilas kisah tentang kampung-kampung tua yang ada di Batam. Sayang sekali karena waktu istirahat siang yang pendek, saya tidak bisa berlama-lama di pameran ini dan tidak bisa membaca semua kisah yang tertera dengan saksama.
Jika mengenang tentang Batam Tempoe Doeloe, saya jadi teringat kisah yang di sampaikan oleh Appa (papa) saya ketika beliau pertama kali merantau ke Kota Batam. Appa saya merantau ke Kota Batam tahun 1984, dimana saat itu, sebagian besar Kota Batam masih berupa hutan. Jaman dulu daerah Tanjung Uma dan Jodoh masih berupa rawa-rawa, jadi salah satu alat transportasi yang di gunakan adalah sampan, beberapa rawa sudah di timbun, sehingga alternatif lain jalan yang di gunakan adalah jembatan kayu, yang jika di pijak, maka akan goyang. Jaman dulu di sekitar Tanjung Uma juga masih banyak suku laut, jika musim angin kencang mereka akan merapatkan perahu-perahu mereka ke dermaga.
Selain itu di tahun 80-an hingga 90-an selain Rupiah, di Kota Batam juga menggunakan mata uang Dolar Singapura, bayangin aja dulu bisa beli nasi Padang atau bayar Taxi pake Dolar, keren ya hehehe...
Saya Juga lahir di Kota Batam, tepatnya di akhir tahun 80-an, Appa sering cerita, dulu saya lahir di rumah bidan, yang dulunya terletak di Jodoh, persis kalau sekarang di ATM BCA Jodoh Sekarang :D lucu deh kalau ngebayanginnya. Awal mula Appa saya keBatam beliau membuka warung kopi seadanya di Jodoh, bakat turunan orang Padang itu memang tak bisa hilang, selalu bisa "manggaleh" dimana aja bahkan sampai sekarang hehe.. Sampai sekarang jika beliau jalan ke Jodoh beliau masih mendatangi tempat beliau berjualan pertama sekali dulu, kalau sekarang persisnya terletak di depan Hotel Pacifik, ada tandanya, berupa besi pengait yang di tanam untuk mengikat tenda dulu.
Jika menceritakan tentang Kota Batam memang tidak ada habisnya, beginilah Kota Kelahiran saya :)
Jangan jangan yg membuat batam maju salah satunya org padang hehe
ReplyDeleteSayang nggak datang liat pamerannya... -____-" *akuh sibuk qaqa, schedule padat. #aih*
ReplyDeleteterimakasih banyak dah sempat singgah..biar sebentar...laen waktu kita bisa sharing ya...kali aja....bokap masih simpan foto2 lama jodoh....salam..edi sutrisno
ReplyDelete