“Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah
penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua
perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan.
Dan semua itu ada sungguh karenaMu...
Katakanlah wahai semua pencinta
di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua
kehidupan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar-rasa itu hanya
karena Allah. Dan semoga Allah yang Maha Mencinta, yang Menciptakan
dunia dengan kasih-sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati.
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatNya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku. ”
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatNya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku. ”
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa
“bahwa hidup harus menerima..penerimaan yang indah. Bahwa hidup
harus dimengerti..pengertian yang benar. Bahwa hidup harus
memahami..pemahaman yang tulus.”
― Tere Liye
― Tere Liye
“Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau
lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana kekurangan
fizikal, tidak ada kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia
yang amat keterlaluan mencintai harta dan penampilan wajah.) Yakinlah,
wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan
indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak di
hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar
baik itu pastilah benar, bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.”
― Tere Liye, Bidadari Bidadari Surga
― Tere Liye, Bidadari Bidadari Surga
“Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri.
Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya
berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun
mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata
dan mana simpul yang dusta.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu.
Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat
kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu
sendiri.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu.
Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat
kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu
sendiri.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Terkadang kesedihan memerlukan kesendirian, meskipun seringkali kesendirian mengundang kesedihan tak tertahankan.”
― Tere Liye, Kisah Sang Penandai
― Tere Liye, Kisah Sang Penandai
“Tapi apalagi yang membuat hati berdesir selain pertemuan yang tidak disengaja ?”
― Tere Liye, Kisah Sang Penandai
― Tere Liye, Kisah Sang Penandai
“Dengan kesederhanaan hidup bukan berati tidak ada kebahagian,
kebahagian ada pada seberapa besar keberartian hidup kita untuk hidup
orang lain dan sekitar, yap seberapa besar kita menginspirasi mereka.
Kebahagian ada pada hati yang bersih, lapang dan bersyukur dalam setiap
penerimaan...:)”
― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong
― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong
“Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian
saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh
semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan yang
menyemburat, meggetarkan jantung. Hanya orang - orang yang beruntung
yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya.”
― Tere Liye, Berjuta Rasanya
― Tere Liye, Berjuta Rasanya
“Nak, perasaan itu tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan dua.
Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit,
gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika.
Perasaan adalah perasaan.”
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
Sumber http://www.goodreads.com/author/quotes/838768.Tere_Liye
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik, selalu meninggalkan jejak ^^