Friday 5 April 2013

Pulau Penyengat & Mesjid Putih Telur

Sebelumnya udah cerita perjalanan kami ke pantai Trikora, cek disini. kali ini saya akan cerita tentang perjalanan saya ke Pulau Penyengat. Pulau penyengat kurang lebih hanya berjarak 3 KM dari Tanjung Pinang (Ibu Kota Propinsi Kepualauan Riau). Untuk bisa sampai di Pulau ini kita bisa menggunakan Perahu Bot atau Bot Pompong, saperti yang saya pernah bahas di disini, tapi ukurannya lebih besar dan juga sudah ada savety nya seperti Pelampung. Dari pelabuhan Pompong Tanjung Pinang ke pelabuhan Pulau Penyengat waktu yang di tempuh kurang lebih 15 menit dan juga ongkos nya murah, cuma Rp 5.000/org. owh ya, jika kita rombongan bisa langsung sewa 1 Bot Pompong dengan harga Rp.75.000 atau Rp. 150.000 untuk Carter (mksdnya PP kali ya).

Pulau Penyengat ini menjadi salah satu tempat wisata yang ada di Kepulauan Riau. Disini banyak tempat yang bisa di datangi, dan yang paling terkenal adalah Mesjid Raya Sultan Riau atau yang lebih di kenal dengan Mesjid Putih Telur, loh kok namanya mesjid Putih telur????, tenang-tenang, nanti saya ceritakan hehe.

Selain itu juga ada makam-makam para Raja, Makam Pahlawan nasional Raja Ali Haji (Penyair terkenal yang juga Penulis Gurindam 12), Komplek Istana kantor dan juga benteng pertahanan di Bukit Kursi, Rumah Adat Melayu.


Mesjid Raya Sultan Riau / Mesjid Putih Telur

Mesjid ini jika di lihat dari Tanjung Pinang akan sangat mencolok karena warna dari cat mesjid ini yang didominasi oleh warna kuning. Mesjid ini memiliki 13 kubah yang disusun bervariasi dan juga 4 buah menara yang memiliki ketinggian 19 meter. Mesjid ini tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya peninggalan kerajaan Riau Lingga yang masih ada. 

Sejarah dari mesjid ini, pada tahun 1805 Sultan Mahmud menghadiahkan pulau Penyengat kepada isterinya Puteri Raja Hamidah. Dan di bangunlah mesjid Sultan yang saat itu hanya dibuat dengan kayu. Kemudian, keturunan raja setelah itu, Raja Ja'far membangun Penyengat sekaligus memperlebar mesjid.

Pembangunan Mesjid secara besar-besaran dilakukan ketika Raja Abdul Rahman memegang jabatan Yang Dipertuah Muda Riau-Lingga (1832-1844) mengganti Raja Ja'far. Tak lama setelah memegang jabatan itu, pada 1 Syawal tahun 1284 H (1832 M) setelah Sholat Ied, ia menyerukan masyarakatnya untuk bergotong royong membangun Mesjid.

Dalam Gotong Royong itulah, masyarakat membawa berbagai perbekalan, termasuk telur. Karena berlimpah, mereka hanya memakan kuning telurnya saja, banyak putih telur yang tidak di makan, sehingga oleh pekerja, putih telur itu dijadikan campuran adukan. Menurut mereka, dengan campuran putih telur, bangunan akan lebih kokoh dan tahan lama.Dan dari situlah masyarakat sekitar menyebut Mesjid Sultan ini dengan Mesjid Putih Telur.



Di Mesjid ini juga tersimpan mushaf Alquran tulisan tangan yang diletakkan dalam peti kaca di depan pintu mesjid (sayang tak boleh di foto). Mushaf ini di tulis oleh putra Riau yang dikirim belakar ke Turki pada tahun 1867. Namanya, Abdurrahman Istambul.


Becak Motor (Bentor) di Pulau penyengat

Jika anda ingin berkeliling Pulau penyengat tapi tidak ingin berjalan kaki, anda bisa menggunakan jasa Bentor atau becak Motor. Dan saya sangat terkagum-kagum dengan becak motor yang ada di pulau ini. Bentornya keren bo', motor yang di gunakan motor Mega Pro yang masih baru-baru semua, dan setelah saya tanya dengan bapak-bapak tukang bentornya, katanya ini bantuan pemerintah, haha keren ya, pasti banyak di luaran sana yang iri hehe..
Becak Motor yang keceh :)

Owh ya, bentor ini mangkalnya persis di depan Mesjid Raya Sultan, tarifnya cukup murah, hanya Rp. 25.000 untuk mengelilingi semua objek wisata yang ada di Pulau Penyengat selama setengah jam (relatif).
Dan Bentor ini bisa dinaiki oleh 2-3 orang tergantung ukuran badan hehe, dan tempat duduk penumpang di buat seperti replika rumah. Dan, ada juga salah satu Bentor yang full musik, klo full AC ada nggak ya, ada AC ( Angin Cemilir) hahaha...





Pulau Penyengat dari atas Pompong


Makam Raja Ali haji



Istana Kantor

Rumah Adat Melayu

Dermaga

7 comments:

  1. Ceritanya sangat menarik mbk, dari putih telur bisa terbentuk Masjid yang cukup kokoh. Subhanallah....
    Semoga mesjid peninggalan Sultan bisa dirawat dengan baik dan terjaim keasliannya :)
    Niche blog

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. Semoga mas, kabarnya si juga bakalan jadi warisan dunia oleh UNESCO, smoga aja :)

      Delete
  2. banyak sekali keunikkannya ya mbak, ada mushaf quran tulisan tangan, mesjid dari putih telur, sampai bentuk becaknya yang unik dan kelihatan nyaman....

    jadi pengen kesana,.. amiiin,, semoga kesampaian

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, ada Otak-otak juga, Mkanan khas Tanjung Pinang,
      Aamiin.. :)

      Delete
  3. menarik mbak, menyenangkan sekali kelihatannya. apalagi bisa tau sejarahnya juga :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. :) iya mbak, mkasi sudh berkunjung, sering2 main kesini ya

      Delete
  4. Saya juga pernah berkunjung ke Masjid Raya Sultan tersebut. Memang sungguh indah. Tidak menyangka sebenarnya dari sanalah kerajaan Melayu bermula.

    ReplyDelete

Pembaca yang baik, selalu meninggalkan jejak ^^

Membuat Kimchi rumahan

Sebagai salah satu penggemar Kimchi makanan Korea, yang dulu sampai bela-belain beli di salah satu restoran korea di bandung dan dipaketin ...