Monday, 29 April 2013

Sunset di Tanjung Pinggir

Sebelumnya saya sudah pernah pos tentang hunting sunset yang gagal beberapa bulan yang lalu di tempat yang sama yaitu Tanjung Pinggir, dan JJS (alias Jalan-jalan sore) kemaren sebenernya ga' niat buat liatin sunset karena memang sudah beberapa hari ini setiap hari Kota Batam di guyur hujan (asiik sih bikin tidur malam jadi adem dan nyenyak hehe..). Balik ke topik awal,  karena itulah saya tak berharap akan menemukan sunset ketika dalam perjalanan ke Tanjung Pinggir. 

Owh ya sekedar informasi, Tanjung Pinggir itu letaknya di Sekupang, persis di samping KTM Resort, masuk dari simpang Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) trus belok kiri, lurus aja terus nanti sampai ketemu Resort. Dari Tanjung Pinggir ini, Negeri Tetangga Singapura terlihat jelas, dan sepertinya bisa berenang deh nyampe sana, tapi abis tu di cegat tengah jalan trus di deportasi hihihi....

Setiap malam tahun baru tempat ini selalu rame dan berjubel manusia, sampai harus booking lapak-lapak sendiri pake tali ato apalah namanya sejak sore hari. Katanya sih begitu, harap maklum saya tak pernah tahun baruan hehe... Karena perbedaan waktu antara Batam dan Singapura 1 jam, sehingga Kembang Api yang warna-warni dan cantik dari negeri seberang itu bisa terlihat jam 23.00 WIB. Dan bagi yang ingin menikmati kembang Api di Batam masih sempet untuk melihat di Alun-alun Engku Putri Batam Center jam 24.00 WIB nya.
Memandangi Negeri Seberang

Selain itu setiap weekend tempat ini juga rame di kunjungi, baik dari anak-anak kecil (beserta keluarganya) muda mudi, bahkan bapak2 atau ibuk-ibuk. Selain menikmati suasana Pantai, deburan ombak, pemandangan gedung-gedung tinggi negeri seberang, dan juga malamnya bisa menikmati kerlap kerlip lampu negeri tetangga yang cantik, jika anda beruntung anda juga bisa menikmati Sunset yang Indah di pantai Ini. Seperti saya yang berkunjung sore kemaren, karena hujan yang mengguyur Batam dari pagi hingga siang hari, jadi dari siang hingga sore Matahari tak memperlihatkan batang hidungnya (emank matahari punya hidung?? haha... lupakan) Dan awan pun meyelimuti Batam. 

Sunset di Tanjung Pinggir

Begitu sesampainya saya di Tanjung pinggir, matahari masih enggan menampakkan dirinya, hingga jam setengah 6 sore barulah sedikit-sedikit matahari mulai mengintip dari balik awan hinggga sang matahari pun memperlihatkan dirinya yang cantik dan indah itu. Alhamdulillah akhirnya ini Sunset pertama saya di Pinggir pantai, sungguh luar biasa, semoga akan banyak lagi yang berikutnya,,, Aamiin... :)

Saya & Sunset yg OK Banget :)
Biasanya saya menikmati senja jingga dari dalam angkutan umum sepulang kerja ^^

Saturday, 27 April 2013

Kematian

Pernah nggak kamu memimpikan kematianmu sendiri? ketika ruh sudah di ambil dari jasad dan ruh melihat dengan jasad terbujur kaku dan ditangisi dan di doakan oleh sanak dan kerabat, mungkin Serem kedengerannya, tapi saya pernah mengalaminya. Saya tak ingat pasti kapan itu terjadi, sekitaran beberapa tahun yang lalu, ketika saya masih sekolah.

Dan mimpi itu kembali mengusik ingatan saya ketika mendengarkan kabar pagi kemarin sehabis subuh, kabar yang awalnya tak saya percayai, karena begitu mengagetkan. Mungkin, bukan hanya saya yang awalnya merasa tak percaya, tetapi juga masyarakat Indonesia yang yang mendengar kabar itu juga tak akan percaya awalnya. 

Kematian seorang Ustad yang terkenal di seantero Indonesia begitu menghentakkan begitu banyak orang. Ustad Jefry Al buchory di panggil kembali menghadapNya pagi kemarin di hari Jum'at jam 02.00 Pagi karena kecelakaan. Bukan hanya keluarga, sanak saudara dan para sahabatnya yang kehilangan, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia kehilangan. Terlihat dari begitu banyak yang datang melayat, menyolatkan jenazahnya di mesjid Istiqlah sampai dengan mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhirnya. 

Sungguh Ustad Jefry Al buchory adalah orang Baik, begitu banyak yang menyukai dan mencintainya, dan begitu banyak yang mendoakannya. Semoga Beliau di ampuni segala dosanya, di lapangkan kuburnya dan di terima segala amal ibadahnya. Aamiin..

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..."(Q.S An-Nisaa : 78)

Kematian itu tak mengenal siapa, kapan dimana dan dengan cara apa kita di panggil. kita tak kan pernah tau kapan jatah kita di panggil menghadapnya, Bisa jadi beberapa jam lagi, besok, lusa, bulan depan, tahun depan, atau kapan. kematian itu pasti menyambangi setiap dari diri-diri kita, kita hanya sedang menunggu giliran.

Begitu mendengar berita wafatnya ustad Jefry , saya langsung mengingat diri saya, bahwa saya juga sedang menunggu giliran, dan apa yang telah saya persiapkan? apa yang akan saya bawa? apakah amal ibadah yang saya sudah lakukan sudah benar? 

Sungguh kematian seseorang itu adalah pengingat bagi diri sendiri bahwa kita juga akan mengalami hal yang sama, tak mengenal usia, tak mengenal tempat dan bisa dengan cara apa saja. Semoga kita di panggil kehadapanNya dalam keadaan Khusnol Khatimah, dalam keadaan baik dan dalam keadaan beriman dan bertaqwa kepadanya. Aamiin..

Mari mempersiapkan bekal....

Tuesday, 23 April 2013

Hujan Bulan Juni

Oleh : Sapardi Djoko Damono

Tak ada yang lebih tabah 
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak 
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucap
diserap pohon akar itu


Tuesday, 16 April 2013

Rindu part 2

(Google Image)

Kau tau apa yang aku suka dari Rindu??
Bersama Rindu
aku bisa mengadu pada Rabb ku
 bercerita tentang mu
dan mendo'akan kebaikan untukmu
^^

Saturday, 13 April 2013

Nona Senja ~ Fiersa Besari





Kau pernah menjadi gemintang 
yg terpeta & berpendar di hatiku
mungkin masih
meski perlahan meredup

disudut senja
kau kantungi mentari 
untuk dirimu sendiri

kau takut berjalan dalam gelap
padahal 
aku tak kan melepas genggamanmu

apa yang membuatmu begitu lirih
hingga mengeluarkan perih

bukan kah kita bisa saling mengobati
daripada saling meracuni

seperti angin topan 
yang sekejap membawaku terbang sangat tinggi
terlalu tinggi
seketika itu pula 
kau menjatuhkanku 

Beberapa bulan terakhir ini, lagi suka banget denger lagu-lagunya FIERSA BESARI, salah satu penyanyi Indie dari Bandung. Begitu pertama kali dengar lagunya yang judulnya "Hidup kan Baik-baik Saja" dari blognya Fahd Djibran langsung sukak sama suaranya. 

Buka-buka link, ketemu deh Blognya Fiersa, di kantor tiap hari dengernya MP3 yg ada di blog ini. Semua lagu-lagunya si lagu-lagu galau, padahal saya sedang tak galau hahaha... mungkin karena saya merasa Fiersa nulis dan Nyanyiin setiap lagunya pake hati kali ya, makanya langsung nyampe kehati (cieile.. hihi..)

Di Blognya itu ada 2 album yang bisa di unduh / download GRATIS
baik banget ya Fiersa itu hehe..
selain Hidup kan Baik-baik saja, saya juga suka, Nona senja (seperti kutipan di atas), April, Home, Tempat Aku Pulang dll.

Sukses terus deh Buat Fiersa, n semoga cita-citanya buat jadi nelayan kesampean :) Aamiin..


Tuesday, 9 April 2013

GADIS KECIL


Sebuah karya Supardi Djoko Damono


Ada gadis kecil diseberangkan gerimis
di tangan kanannya bergoyang payung
tangan kirinya mengibaskan tangis
di pinggir padang,ada pohon
dan seekor burung…


Suka banget sama Musikalisasi yang satu ini,
pertama kali dengar di blognya mbak Pipi dan langsung sukak,
apalagi klo sedang hujan, pasti langsung keinget sama musikalisasi ini,
serasa makin syahdu aja hujannya 
:)
Akhirnya ketemu juga videonya

Friday, 5 April 2013

Pulau Penyengat & Mesjid Putih Telur

Sebelumnya udah cerita perjalanan kami ke pantai Trikora, cek disini. kali ini saya akan cerita tentang perjalanan saya ke Pulau Penyengat. Pulau penyengat kurang lebih hanya berjarak 3 KM dari Tanjung Pinang (Ibu Kota Propinsi Kepualauan Riau). Untuk bisa sampai di Pulau ini kita bisa menggunakan Perahu Bot atau Bot Pompong, saperti yang saya pernah bahas di disini, tapi ukurannya lebih besar dan juga sudah ada savety nya seperti Pelampung. Dari pelabuhan Pompong Tanjung Pinang ke pelabuhan Pulau Penyengat waktu yang di tempuh kurang lebih 15 menit dan juga ongkos nya murah, cuma Rp 5.000/org. owh ya, jika kita rombongan bisa langsung sewa 1 Bot Pompong dengan harga Rp.75.000 atau Rp. 150.000 untuk Carter (mksdnya PP kali ya).

Pulau Penyengat ini menjadi salah satu tempat wisata yang ada di Kepulauan Riau. Disini banyak tempat yang bisa di datangi, dan yang paling terkenal adalah Mesjid Raya Sultan Riau atau yang lebih di kenal dengan Mesjid Putih Telur, loh kok namanya mesjid Putih telur????, tenang-tenang, nanti saya ceritakan hehe.

Selain itu juga ada makam-makam para Raja, Makam Pahlawan nasional Raja Ali Haji (Penyair terkenal yang juga Penulis Gurindam 12), Komplek Istana kantor dan juga benteng pertahanan di Bukit Kursi, Rumah Adat Melayu.


Mesjid Raya Sultan Riau / Mesjid Putih Telur

Mesjid ini jika di lihat dari Tanjung Pinang akan sangat mencolok karena warna dari cat mesjid ini yang didominasi oleh warna kuning. Mesjid ini memiliki 13 kubah yang disusun bervariasi dan juga 4 buah menara yang memiliki ketinggian 19 meter. Mesjid ini tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya peninggalan kerajaan Riau Lingga yang masih ada. 

Sejarah dari mesjid ini, pada tahun 1805 Sultan Mahmud menghadiahkan pulau Penyengat kepada isterinya Puteri Raja Hamidah. Dan di bangunlah mesjid Sultan yang saat itu hanya dibuat dengan kayu. Kemudian, keturunan raja setelah itu, Raja Ja'far membangun Penyengat sekaligus memperlebar mesjid.

Pembangunan Mesjid secara besar-besaran dilakukan ketika Raja Abdul Rahman memegang jabatan Yang Dipertuah Muda Riau-Lingga (1832-1844) mengganti Raja Ja'far. Tak lama setelah memegang jabatan itu, pada 1 Syawal tahun 1284 H (1832 M) setelah Sholat Ied, ia menyerukan masyarakatnya untuk bergotong royong membangun Mesjid.

Dalam Gotong Royong itulah, masyarakat membawa berbagai perbekalan, termasuk telur. Karena berlimpah, mereka hanya memakan kuning telurnya saja, banyak putih telur yang tidak di makan, sehingga oleh pekerja, putih telur itu dijadikan campuran adukan. Menurut mereka, dengan campuran putih telur, bangunan akan lebih kokoh dan tahan lama.Dan dari situlah masyarakat sekitar menyebut Mesjid Sultan ini dengan Mesjid Putih Telur.



Di Mesjid ini juga tersimpan mushaf Alquran tulisan tangan yang diletakkan dalam peti kaca di depan pintu mesjid (sayang tak boleh di foto). Mushaf ini di tulis oleh putra Riau yang dikirim belakar ke Turki pada tahun 1867. Namanya, Abdurrahman Istambul.


Becak Motor (Bentor) di Pulau penyengat

Jika anda ingin berkeliling Pulau penyengat tapi tidak ingin berjalan kaki, anda bisa menggunakan jasa Bentor atau becak Motor. Dan saya sangat terkagum-kagum dengan becak motor yang ada di pulau ini. Bentornya keren bo', motor yang di gunakan motor Mega Pro yang masih baru-baru semua, dan setelah saya tanya dengan bapak-bapak tukang bentornya, katanya ini bantuan pemerintah, haha keren ya, pasti banyak di luaran sana yang iri hehe..
Becak Motor yang keceh :)

Owh ya, bentor ini mangkalnya persis di depan Mesjid Raya Sultan, tarifnya cukup murah, hanya Rp. 25.000 untuk mengelilingi semua objek wisata yang ada di Pulau Penyengat selama setengah jam (relatif).
Dan Bentor ini bisa dinaiki oleh 2-3 orang tergantung ukuran badan hehe, dan tempat duduk penumpang di buat seperti replika rumah. Dan, ada juga salah satu Bentor yang full musik, klo full AC ada nggak ya, ada AC ( Angin Cemilir) hahaha...





Pulau Penyengat dari atas Pompong


Makam Raja Ali haji



Istana Kantor

Rumah Adat Melayu

Dermaga

Monday, 1 April 2013

Trikora, suatu saat ku kan kembali ^^

Alhamdulillah setelah berkali-kali di rencanakan namun gagal, kali ini tanpa perencanaan sekalipun, akhirnya saya bisa menjejakkan kaki di salah satu pantai yang cantik yang ada di Kepulauan Riau, pantai ini adalah Pantai Trikora. 


Awal perjalanan dari Batam, tujuannya hanya Pulau Penyengat Untuk Melihat Mesjid Putih Telur dan berkeliling di pulau Penyengat, dan akhirnya entah kenapa kami berubah haluan dan sampai disini. Perjalanan di awali dari Pelabuhan Punggur dengan menggunakan kapal Feri. Biaya untuk satu kali perjalanan Batam - Tanjung Pinang adalah Rp. 40.000, Jika membeli tiket PP biayanya hanya Rp. 75.000. Owh ya, klo beli 5 tiket, ada bonusnya juga 1 tiket, jadi klo makin rame, jadi makin murah hehe.


Dari Pelabuhan Punggur ke Pelabuhan Sri Bintan pura Tanjung Pinang, perjalanannnya kurang lebih satu jam.   Kemudian kami keluar dari pelabuhan dan menunggu seorang teman yang akan menjadi guide kami disana. Waktu kami menunggu, yang kebetulan dekat angkot mangkal, jadilah kami di tanya-tanya para supir angkot tentang tujuan kami, dengan santainya kami menjawab ke Penyengat. Dan si supir angkot menawarkan untuk ke Pantai Trikora, dan berkata hanya satu jam saja untuk mencapai kesana, setelah berdiskusi dan tawar menawar dengan supir angkot, akhirnya kami tergoda memutuskan untuk ke Pantai Trikora terlebih dahulu, kemudian baru menyeberang ke Pulau Penyengat. Owh ya, biaya carter/sewa angkot dari Pelabuhan Sri Bintan Pura ke Pantai Trikora adalah Rp. 250.000.


Perjalanan untuk sampai ke Patai Trikora kira-kira satu jam lebih, dan kami bisa menempuh ke 3 Pantai Trikora, walaupun berasa jauh banget, tapi begitu sampai disana, semua capek dan lelah langsung hilang dengan melihat pemandangan yang luar biasa itu.







Awalnya ke Trikora 3 terlebih dahulu, karena kata orang-orang disana yang paling cantik, sesampai disana kami merasa kurang srek dan asyik sehingga kamipun tak turun dari Angkot, kemudian pindah ke trikora 2, disini, pasirnya putih dan lembut bangeeeettt, udah kayak tepung aja saking halusnya, gradasi warna air lautnya cantik banget, hanya sayangnya kami sampai disana jam sebelas lebih ketika matahari sedang terik-teriknya, jadi di sini kami hanya berfoto-foto ria dan segera pindah ke Trikora satu.

Di Trikora satu banyak terdapat batu-batu besar yang nggak kalah cantik kayak yang ada di negeri Laskar Pelangi. Belum Bisa ke Bangka belitung, Trikora pun jadi hehe..

Air lautnya cantik banget, saya berasa pengen nyebur, tapi sayang nggak bawa baju ganti, dan dalam hati saya berkata "suatu saat nanti saya harus balik ke sini dan harus nyebur, bukan berenang ya, karena memang nggak bisa berenang, palingan bisanya cuma gaya Batu, langsung kelelep hehehe...











Trikora, suatu saat ku kan kembali ^^

Membuat Kimchi rumahan

Sebagai salah satu penggemar Kimchi makanan Korea, yang dulu sampai bela-belain beli di salah satu restoran korea di bandung dan dipaketin ...