Gadis manis itu duduk termenung di teras rumah nya, melihat ke arah jalan, tapi tatapan nya kosong, penampilannya hari itu sangat lusuh, tak seperti biasanya, wajah nya pucat pasi, sepertinya dia sakit, bukan sakit fisik tapi tepatnya sakit batin.
Gadis manis itu bernama Anna, saat ini dia bekerja di salah satu perusahaan swasta terkenal di kotanya sebagai personalia. Anna juga telah menamatkan kuliah S2 nya satu tahun yang lalu di Universitas terkenal di Jakarta.
Anna adalah gadis yang nyaris sempurna, cantik, putih, pintar, periang, menyenangkan, baik, sholehah dan dia adalah seorang akhwat. Banyak laki-laki yang tertarik padanya, tapi di usianya yang hampir 30 tahun dia belum juga menikah.
Yang menyesakkan hatinya akhir-akhir ini adalah, keluarga nya yang sudah sangat mendesak agar anna segera menikah. Anna anak pertama, anna memiliki adik perempuan yang terpaut usia 4 tahun darinya, yang saat ini sudah memiliki calon suami, tapi adik nya tersebut urung untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena mengingat kakak nya yang sampai saat ini belum menikah.
Masalah pernikahan ini menjadi beban yang selalu menyita hari-hari anna. Ia sangat yakin bahwa Allah SWT telah menyiapkan seseorang akan menjadi teman untuk menghabiskan sisa usia bersamanya. Allah SWT punya rencana yang indah, dan semua kan indah pada waktunya. Tapi karena tuntutan keluarga yang selalu mendesak nya, ia seperti kehilangan arah, beberapa kali ia mencoba untuk Ta'aruf dengan beberapa ikhwan, tapi selalu gagal dan tidak berlanjut.
Dua hari yang lalu setelah sholat isya, ayah dan ibu nya mengajak anna untuk berunding, dan pastinya masalah pernikahan. Ada sahabat ayahnya yang ingin melamar anna untuk putra semata wayangnya, yang baru pulang dari Amerika. Kedua orang tua anna setuju untuk menjodohkan anak mereka dengan anak sahabatnya tersebut. Anna sama sekali belum mengenal anak sahabat ayahnya tersebut, tapi dari kabar yang ia terima dari saudari sepupunya, bahwa laki-laki tersebut adalah laki-laki yang sudah sangat terpengaruh dengan budaya barat.
Orang tua anna memberikan waktu anna untuk berpikir selama seminggu. hal inilah yang membuat anna dari hari ke hari semakin murung. Yang ia inginkan untuk pendamping hidupnya adalah seseorang yang bisa menjadi imam untuknya dan keluarga nya kelak, yang sholeh, yang bisa membimbing nya untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Khalik, yang akan membawa keluarganya menuju pintu Jannah.
Ia jadi teringat dengan kisah dari buku yang ia baca beberapa waktu-waktu yang lalu. diceritakan seorang tokoh akhwat yang kisah pernikahannya yang hampir sama dengan dirinya. Seorang akhwat yang akan dijodohkan dengan anak kaya sahabat orangtuanya. Si akhwat tersebut akan dilamar seminggu lagi, kemuadian akhwat tersebut meminta kepada guru ngajinya, untuk mencarikan ikhwan yang siap menikah dan segera melamarnya sebelum lamaran yang direncanakan orang tua nya terjadi. Jadi ada istilah di kalangan para Ikhwan saat itu "Akhwat yang harus segera di selamatkan".
Setelah membaca buku tersebut, anna merasa kisah tersebut adalah kisah yang sangat lucu.
Apakah Anna juga harus melakukan hal yang sama? Apakah Anna juga harus meminta kepada guru ngaji nya untuk segera mencarikah ikhwan yang siap menikah dan melamarnya dalam waktu dekat? Atau anna menerima saja perjodohan yang di rancang kedua orang tua nya?
Entahlah saat ini anna tidak menemukanya jawabanya.
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik, selalu meninggalkan jejak ^^